Selain sikap hasad atau dengki, sikap ujub atau membanggakan diri, tidak kalah tercelanya. Bila seseorang telah terjangkit penyakit ini, ia akan senantiasa menganggap remeh orang lain dan merasa dirinya yang paling baik dan benar. Sikap seperti ini, nantinya akan membentuk manusia-manusia yang angkuh, padahal sebenarnya manusia itu sama, satu dengan yang lainnya tidak banyak berbeda.
Bila ada yang memiliki kelebihan pada suatu aspek, ia memiliki kekurangan pada aspek yang lain dan sebaliknya. Wajarlah bila orang yang memiliki watak seperti ini digambarkan sebagai orang yang jahil, karena ia tidak mampu memahami potensi dan kemampuan yang dimiliki orang lain. “Cukup seorang manusia disebut bodoh, apabila ia terlampau mengagumi dirinya sendiri”.
Setiap individu manusia muslim diharapkan dapat meningkatkan kualitas puasanya, untuk itu, mari kita perhatikan sabda Nabi s.a.w.: “Bila salah seseorang di antaramu melaksanakan ibadah puasa, maka janganlah mengucapkan kata-kata yang kotor, tidak sopan atau menghina. Bahkan bila ia dicaci dan dimaki orang lain, atau diajak berkelahi sekalipun, katakanlah: “Aku sedang berpuasa”. (Hadis Shahih, riwayat Abu Dawud: 2016)