Saling Memaafkan, Menjaga Persatuan dan Keharmonisan

- Jumat, 29 April 2022 | 21:57 WIB
Ilustrasi Keluarga Muslim (pixabay.com)
Ilustrasi Keluarga Muslim (pixabay.com)

الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ ْ وَلِلَّهِ الْحَمْد

Dengan berakhirnya Ramadhan, tentu kita berharap, kiranya telah dapat mencapai ketakwaan kepada Allah SWT. Ketakwaan yang hanya dapat tercapai bila kita memiliki keimanan. Artinya ketakwaan dan keimanan adalah simbol kesatuan dalam ketauhidan. Iman membuahkan persatuan dan kesatuan. Sedangkn kufur mengantarkan kepada perselisihan dan perpecahan.

Pada Masa hidup Rasulullah SAW, ketika sekelompok kaum muslimin hampir terpengaruh oleh bisikan apra pemecah belah, turunlah peringatan Allah SWT yang menamai keimanan dengan persatuan dan perpecahan dengan kekufuran.

Allah memperingatkan mereka yang nyaris terpecah belah dengan firmannya:

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ

"Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram.” (QS. Ali Imran, 3:106).

Dalam kehidupan duniawi, mereka yang bersatu dan bekerja sama untuk kemaslahatan bangsa dan masyarakatnya akan memiliki wajah yang berseri-seri. Keceriaan nampak jelas di wajah ketika mereka memetik hasil dari persatuan dan kerjasama dalam kebajikan.
Sedangkan mereka yang berpecah-belah dan saling bersengketa, pun telah diperingatkan dan diancam oleh Allah dalam firman-Nya,

فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكْفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُواْ الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ

"Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". (QS. Ali Imron, 3:106)

الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ ْ وَلِلَّهِ الْحَمْد

Saudara-saudara sekalian yang dimulyakan Allah

Idul Fitri yang berarti kembali kepada kesucian, mengantarkan kita kepada persatuan dan kesatuan umat. JIka kita memahami arti persatuan dan kesatuan, tentu di sana kita menemukan dua kata yang akan mengantarkan kita kepada makna Fitri (kesucian) yang sebenarnya.

Kata kunci pertama dalam persatuan dan kesatuan adalah Keharmonisan. Seseorang yang beragama harus selalu merasa bersama dengan orang lain. Dapat menghargai kehadiran orang lain dan menjaga perasaan orang-orang di sekelilingnya. Keadaan saling menyadari dan menjaga perasaan orang-orang disekelilingnya inilah yang disebut sebagai Keharmonisan. masyarakat yang bersatu dalam keimanan kepada Allah SWT akan saling menjaga agar tidak saling berbantah-bantahan dan bersengketa di antara sesama anggota masyarakatnya.

Hal ini dikarenakan, masyarakat yang bersatu akan senantiasa berusaha menjaga agar tidak terjadi keadaan sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT,

وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Halaman:

Editor: Syaifullah Amin

Tags

Terkini

Keutamaan Hari Arafah di Bulan Dzulhijjah

Jumat, 8 Juli 2022 | 09:50 WIB

Peristiwa Penting Pada Bulan Dzulqa'dah

Jumat, 10 Juni 2022 | 22:28 WIB

KH Zakky Mubarak : Puasa dan Pembentukan Mental

Sabtu, 30 April 2022 | 05:00 WIB

Kesabaran di Bulan Ramadhan

Rabu, 27 April 2022 | 08:18 WIB

Hikmah Anjuran Makan Sahur

Senin, 18 April 2022 | 20:09 WIB

Rasulullah SAW: Tiga Kesabaran dalam Ramadhan

Jumat, 15 April 2022 | 15:00 WIB

Sayyid Abdullah Al-Haddad : 6 Adab Berpuasa

Jumat, 15 April 2022 | 11:12 WIB

KH Zakky Mubarak : Puasa Tumbuhkan Kejujuran

Kamis, 14 April 2022 | 12:00 WIB

Bulan Sya'ban dan Keutamannya

Jumat, 11 Maret 2022 | 09:48 WIB

Garansi Rasulullah SAW atas Sedekah di Bulan Rajab

Jumat, 11 Februari 2022 | 12:00 WIB

Janji Manusia Kepada Allah SWT Sebelum Lahir ke Dunia

Sabtu, 5 Februari 2022 | 07:33 WIB

Terpopuler

X