الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ لاَإلَهَ إلاَّ الله ُوَالله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْد ، الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِْعمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلاَ أنْ هَدَانَا الله ُ ،
أشْهَدُ أنْ لاَإلَهَ إلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيُ خَصَّنَا بِخَيْرِ كِتَابٍ أُنْزِلَ وَأَكْرَمَنَا بِخَيْرِ نَبِىٍّ أُرْسِلَ وَأَتَمَّ عَلَيْنَا النٍّعْمَةَ بِأَعْظَمِ دِيْنِ شَرْعٍ دِيْنِ اْلإسْلاَمِ ، أليَوْمَ أكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ اْلإسْلَمَ دِيْنًا ، وَ أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَتَرَكَنَا عَلىَ اْلمَحَجَّةِ اْلبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا ، لاَيَزِيْغُ عَنْهَا إلاَّ هَالِكٌ, أللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ الطَّاهِرِيْنِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . أمَّا بَعْدُ ،
فَيَا عِبَادَ اللهِ ! اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ, وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ, قَالَ الله ُعَزَّ وَجَلَّ : وَلِتُكْمِلُوْا العِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلىَ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Hadirin Sidang Sholat Idul Fitri yang Dimuliakan Allah
Kalimat Takbir “Allahu Akbar” yang kita kumandangkan setiap saat, merupakan pangkalan kita bertolak dan berlabuh. Kalimat takbir ini kita selalu kita kumandangkan, baik di masa-masa damai tenteram dan kita kumandangkan pula ketika masa-masa kritis dan mencekam.
Kalimat takbir yang sama, yang sedang kita kumandangkan saat ini, adalah kalimat takbir yang juga dikumandangkan oleh para pahlawan bangsa kita pada tanggal 10 Nopember 1945 lalu. Kalimat takbir ini melambangkan keagungan dan kebesaran Allah. Kalimat ini pulalah yang mempersatukan seluruh umat Islam di muka bumi. Dalam kandungan takbir terpancar aneka kesatuan, seperti kesatuan alam semesta, kesatuan dunia dan akhirat, kesatuan natural dan supranatural, kesatuan ilmu dan kesatuan umat.
Dengan kesatuan alam semesta, maka segala wujud di alam raya ini, dari yang terkecil sampai yang terbesar, benda-benda bernyawa atau tidak, baik yang terdeteksi indera maupun tidak, seluruhnya berada dalam satu kendali, diciptakan dan diatur oleh Dzat Yang Maha Agung, yakni Allah SWT. Dzat yang mengendalikan seluruh alam, yang tiada satu pun dari isi dunia yang dapat mengelak dari ketetepan-Nya.
Allah SWT berfirman:
وَلِلّهِ يَسْجُدُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ طَوْعاً وَكَرْهاً وَظِلالُهُم بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ
”Hanya kepada Allah-lah segala yang di langit dan di bumi bersujud, baik dengan keinginannya sendiri ataupun terpaksa (dan bersujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang.” (QS. ar-Ra'd, 15:13)
الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ ْ وَلِلَّهِ الْحَمْد
Hadirin Ikhwanil Muslimin Rahimakumullah
Dalam kesatuan alam raya inilah, seluruh mahluk harus bekerja sama dalam kebajikan. Sehingga daris inilah rasa aman dan damai memeperoleh pijakan yang kuat.
Kita sebagai manusia yang beriman kepada Allah adalah khalifah di bumi. Sehingga kita harus mewujudkan kedamaian. nah, sebagai Khalifah Allah ini, tugas kita dimulai dari lingkup terkecil, bermula dari diri sendiri, keluarga, lingkungan masyarakat, bangsa negara dan seluruh bumi. Bahkan ke seluruh jagad raya yang berlanjut ke negeri kekal di akhirat nanti.
Kedamaian bermula dari jiwa manusia. Tidak akana da kedamaian jika terdapat cekcok dan perselisihan, bahkan dengan diri sendiri sekali pun. Karenanya setiap individu Mukmin haruslah tunduk dan patuh kepada satu penguasa, satu pengendali yang menciptakan keselarasan di muka bumi, yakni Allah SWT. Janganlah pernah berani membuat perselisihan dengan Allah melalui cara-cara mempersekutukan-Nya. Jangalah pernah mencari perlindungan selain daripada perlindungan Allah SWT.