Orang tua sudah selayaknya mengasuh dan mendidik anak-anaknya baik lahir maupun batinnya, kecerdasan anak diusia emasnya 2 hingga 5 tahun sering kali bertanya berbagai hal. Pertanyaan terkadang sederhana bahkan juga rumit dan sulit untuk dijelaskan jawabannya agar anak dapat memahami atas apa yang ditanyakan.
Anak diusia emas bagi kita orang tua memang harus memahaminya karena fase ini perkembangan kecerdasannya dengan banyak bertanya kepada kita, alih-alih kita kesulitan menjawab pertanyaan mungkin terkadang kita kesal dan terucap, “Udah ya Nak! Kamu jangan banyak bertanya!” Respon ini pendek tetapi akan berakibat fatal dikemudian hari anak akan ragu bertanya bahkan menyimpan ceritanya walaupun ketika ditanya oleh kita.
Orang tua ketika terasa rumit dan buntu untuk menjawab pertanyaannya lebih elok kita meresponnya dengan menyampaikan “Nanti Ibu tanyakan kepada guru Ibu ya Nak! Agar kita sama-sama mengetahui jawaban dari pertanyaanmu!” atau dengan kalimat yang mudah diterima oleh anak-anak kita.
Misal anak bertanya, “Ibu, kenapa Allah menciptakan manusia berbeda-beda?”
Baca Juga: Doa agar Keluarga Menjadi Berkah
Biasanya pertanyaan ini ditanyakan anak usia balita. Pada usia itu mereka sering bertanya mengenai sesuatu dengan bentuk “kenapa?” atau “mengapa?”. Jawaban orang tua pada anak itu akan memahamkannya terhadap sesuatu secara mendasar, meski belum tentu si anak dapat memahaminya secara utuh.
Atas pertanyaan di atas, orang tua dapat mengajak anak untuk dialog dan bertanya hal-hal ringan dan sederhana. Barangkali di usia tersebut anak sudah menjangkau pengetahuan-pengetahuan eksternal dari media dan tayangan di televisi, sehingga ia mendapati ragam jenis manusia yang berbeda-beda secara fisik.
“Hmmm, maksud kamu beda-beda sukunya ya? Suku Jawa, Sunda... ada orang bule, orang yang hidung mancung, hidungnya pesek, ada yang tinggi dan pendek, ya?
“Iya, Ibu, kok mereka beda-beda bentuknya ya?”
“Nah, manusia diciptakan berbeda-beda itu, agar mereka saling kenal satu sama lain, lho..., Nak. Dengan mengenal satu sama lain, maka kita semua bisa berteman dan saling membantu. Dengan kita tahu kalau manusia itu berbeda-beda, kita nantinya bisa memahami dan menghormati satu sama lain, Nak...”
“Kalau manusia sama semua, dunia ini nggak indah nantinya, karena semuanya sama. Justru karena beda-beda itu semua hal jadi indah, Nak.”
Baca Juga: Bacaan Doa untuk Kebaikan Kedua Orangtua
Kemudian si Ibu melanjutkan dengan mencontohkan hal-hal yang ada di sekitarnya atau sering mereka lakukan bersama agar anak lebih mudah menangkap dan memahaminya.
“Semisal begini, kita kan tiap minggu pergi ke taman bunga di pusat kota. Nah, menurut kamu, lebih indah dan lebih bagus mana, taman bunga yang bunganya warna-warni dan beda-beda bentuk bunganya, atau yang sama semuanya?” tanya ibu si anak dengan nada yang seru.
“Ya yang beda-beda dong, Ibu, kan warnanya banyak....”