Kudus, Aswajanews.com – Doktor lulusan Universitas Al-Azhar, Mesir, Dr KH Agus Salim, mengapresiasi keberadaan Ma’had Aly Yanbu’ul Qur’an Kudus, dengan takhasshush (konsentrasi) Ilmu Qira’at.
Hal itu dikemukakan saat menjadi narasumber Muhadlarah ‘Ammah (Stadium General) dengan membedah tesisnya sewaktu studi di Universitas Al-Azhar, yang mengkaji kitab karya ulama besar al-Qur’an asal Indonesia, KH M Arwani Amin. Kitab yang dikaji adalah Faidh al-Barakat fi Sab' al-Qiraat.
“Kami mengapresiasi atas berdirinya Ma'had Aly Yanbu'ul Qur'an Kudus dengan konsentrasi Ilmu Qiraat. Sangat layak bagi para mahasantri Ma'had Aly Yanbu'ul Qur'an, yang seluruhnya merupakan penghafal al Quran, untuk mengkaji Ilmu Qiraat baik secara teori (nadhariyyah) maupun praktik (tathbiqiyyah),” katanya.
Dia pun menyampaikan pentingnya mengaji secara musyafahah, serta meyakini bahwa apa yang telah diajarkan dalam musyafahah al Qur'an secara riwayat turun temurun dari para kiai di Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an, semuanya adalah benar dan memiliki sumber yang kuat.
"Ilmu yang dipelajari di Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an ini merupakan keilmuan yang sangat inti. Apalagi, sekarang sudah ada Ma'had Aly, yang desain kurikulumnya sama persis dengan jurusan Qiraat di Universitas Al Azhar, Mesir,” paparnya.
Dr KH Agus Salim juga berpandangan, bahwa Ma'had Aly Yanbu'ul Qur'an Kudus merupakan satu-satunya perguruan tinggi di dunia yang mensyaratkan hafal al Qur'an bagi para calon mahasiswanya.
“Jadi panjenengan semua harus bersyukur, termasuk dalam bagian santri Yanbu'ul Qur'an. Keilmuannya, sanadnya, sumbernya jelas," tegasnya dalam muhadlarah yang juga menghadirkan KH Ahmad Nashih SAg (mudir), KH Riqza Ahmad MA (wakil mudir) dan KH Nizanul Falih MA sebagai pembanding.